Jumat, 30 Mei 2014

rangkuman kabut fotokimia





KABUT FOTOKIMIA
Pada umumnya, kabut terbentuk ketika udara yang jenuh akan uap air didinginkan di bawah titik bekunya. Jika udara berada di atas daerah perindustrian, udara itu mungkin juga mengandung asap yang bercampur kabut membentuk kabut berasap. Di kota-kota besar, asap pembuangan mobil dan polutan lainnya mengandung hidrokarbon dan oksida-oksida nitrogen yang diubah menjadi kabut berasap fotokimia oleh sinar matahari. Ozon dapat terbentuk di dalam kabut berasap ini menambah racun lainnya di dalam udara. Kabut berasap ini mengiritasi mata dan merusak paru-paru, seperti hujan asam. Menurut istilah yang diakui secara internasional, kabut adalah embun yang mengganggu penglihatan hingga kurang dari 1 km. Kabut akan hilang ketika suhu udara meningkat dan kemampuan udara menahan uap air bertambah.
Asap kabut fotokimia (Photochemical smog) merupakan campuran kompleks dari berbagai pencemar yang terbentuk karena reaksi-reaksi kimia yang terjadi dengan adanya sinar matahari. Asap kabut fotokimia disebabkan oleh beberapa senyawa polutan dari beberapa sumber yang merupakan aktivitas manusia sehari-hari. Senyawa-senyawa berbahaya tersebut antara lain : Nitrogen Oksida (NO2 dan NO), Hidrokarbon (CH), Karbon Monoksida (CO), dll. Gas-gas tersebut selanjutnya akan mengalami reaksi fotokimia yaitu reaksi yang terjadi akibat adanya foton (cahaya). Reaksi fotokimia ini menghasilkan polutan sekunder yang mengandung gas NO2 dan ozon (O3) yang akhirnya membentuk smog(smoke (asap) and fog (kabut)).
Jenis Bahan Pencemar Udara
Ada beberapa bahan pencemar udara yang sering ditemukan di kota-kota. Dilihat dari ciri fisik, bahan pencemar dapat berupa :
a. Partikel (debu, aerosol, timah hitam)
c. Energi (suhu dan kebisingan)
                        Beberapa proses pembentukan kabut fotokimia tersebut antara lain:
ü Nitrogen Oksida (NOx)
Pencemaran NOx terutama berasal dari gas buang hasil pembakaran generator pembangkit listrik atau pembakaran fosil. Apabila di lingkungan yang lembab, oksida nitrogen dapat membentuk asam nitrat yang bersifat korosif.
Secara umum reaksi NOx adalah sebagai berikut:
N2 +O2  2NO
2NO + O2 2NO2
Keberadaan NOx di udara dapat dipengaruhi oleh sinar matahari yang mengikuti Daur reaksi fotolitik NO2.
Reaksi sebagai berikut :
NO2 + sinar matahari    NO + O
O + O2      O3 (ozon)
O3 + NO NO2 + O2


ü Karbon Monoksida (CO)
Proses pembentukan karbon monoksida antara lain:
1.      Pembakaran bahan bakar fosil dengan udara
Pembakaran bahan bakar fosil dengan harga ER (equivalent Ratio) > 1,  dimana  bahan  bakar  yang  digunakan  lebih  banyak  dari udara dapat memungkinkan terjadinya gas CO :
C + O2   2 CO
Kalau jumlah udara lebih banyak akan terjadi reaksi selanjutnya :
  CO + 0,5 O2 CO2
Reaksi pembentukan CO lebih cepat dibanding reaksi pembentukan CO2, sehingga hasil pembakaran lebih mungkin terjadi gas CO.

2.      Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara gas CO2 dengan C
Pada suhu tinggi terjadi pemicu reaksi antara CO2 dengan C pada reaksi sebagai berikut :
CO2  + C 2CO

3.      Pada suhu tinggi, gas CO2 dapat terurai kembali menjadi CO
Reaksi pembakaran yang menghasilkan panas dan suhu tinggi akan mempercepat penguraian CO2 menjadi CO dan O2 :
CO2    CO + 0,5 O2
Semakin tinggi suhu reaksi akan semakin mempercepat terjadinya disosiasi CO2.

Berikut proses pencemaran kabut fotokimia dengan udara :
Reaksi 1 : NO2 + sinar matahari NO + O
 NO2 bereaksi dengan energi cahaya hv, membentuk NO dan atom oksigen tunggal.


katalis
 
 
Reaksi 2 : O + O2          O3
Oksigen tunggal bereaksi dengan molekul oksigen (O2), dipengarungi katalis “M”, membentuk ozon (O3).
Reaksi 3 :  O3 + NO   NO2 + O2
Ozon bereaksi dengan NO untuk membentuk lebih banyak NO2 dan O2, produk produk ini kembali terlibat dalam reaksi 1 dan 2, sehingga produksi ozon tetap konstan. Disini akan terbentuk kabut fotokimia.
Reaksi 4 : O3 + energi cahaya O + O2
Ozon terdegradasi oleh energi cahaya, membentuk oksigen tunggal dan molekul oksigen.
katalis
 
 
Reaksi 5 :  O2         O + O
Oksigen-oksigen tersebut beraksi dengan katalis untuk kembali ke dalam bentuk oksigen tunggal.
Reaksi 6 : O + H2O   2*OH
Sebagian oksigen tersebut bereaksi dengan air di atmosfer, membentuk radikal hidroksil, OH.
Reaksi 7 : *OH + CO   CO2 + HO2
Karbon monoksida di atmosfer, bereaksi secara kuat dengan radikal hidroksil membentuk karbon dioksida dan radikal HO2
Reaksi 8 : HO2 + NO NO2 + *OH
Radikal HO2 bereaksi dengan NO dari atmosfer, membentuk lebih banyak NO2 dan radikal OH.
Reaksi 9 : NO2 + *OH HNO3
Radikal hidroksil bereaksi dengan NO2 membentuk asam nitrat yang akan membentuk hujan asam yang merupakan salah satu efek dari kabut fotokimia.

Dampak bahaya senyawa pencemar :
a.    Nitrogen Oksida (NOx)
Organ tubuh yang paling peka terhadap pencemaran gas NO2 adalah paru-paru. Paru-Paru yang terkontaminasi gas NO2 akan membengkak sehingga penderita sulit bernafas dan dapat menyebabkan kematian. Konsentrasi NO yang tinggi mengakibatkan kejang-kejang, bila keracunan berlanjut mengakibatkan kelumpuhan. NO akan lebih berbahaya jika teroksidasi menjadi NO2.
Pencemaran NOx tidak hanya mengganggu manusia, tetapi juga mencemari tanaman dan hewan. Pengaruh gas NOx pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada daun. Pada konsentrasi tinggi menyebabkan kerusakan jaringan pada daun (nekrosis).
Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm dapat menurunkan kemampuan fotosisntesis tanaman sampai 60-70%.

b.   Hidrokarbon (CxHy)
Jumlah hidrokarbon di udara dalam jumlah kecil tidak terlalu toxic. Namun dalam jumlah besar, sifat toxic meningkat karena berinteraksi dengan gas lainya membentuk ikatan baru yakni PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbon). PAH bersifat karsinogenik yang merangsang terbentuknya sel-sel kanker apabila terhisap paru-paru.
Dalam keadan uap, hidrokarbon dapat menyebabkan iritasi pada membran mukosa, apabila terhisap ke paru-paru akan menimbulkan luka di bagian dalam yang menimbulkan infeksi.
            Tabel 1.4 Dampak pencemaran hidrokarbon
Senyawa Hidrokarbon
Konsentrasi
(ppm)
Pengaruhnya dalam tubuh
Benzena
100
Iritasi pada mukosa
3000
Lemas (0,5-1 jam)
7500
Paralysys (0,5-1 jam)
20000
Kematian (5-10 menit)
Toluena
200
Pusing, lemah, pandangan kabur setelah 8 jam
600
Gangguan syaraf hingga kematian

c.    Karbon Monoksida (CO)
Gas CO tidak berbau dan tidak berwarna. Pada keadaan normal konsentrasinya di udara ± 0,1 ppm, dan di kota dengan lalu lintas padat ± 10 - 15 ppm. Dampak pencemaran oleh gas CO antara lain:
· Bagi manusia dampak CO dapat menyebabkan gangguan kesehatan sampai kematian, karena CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan hemoglobin dalam darah (Hb) :
Hb + O2 à O2Hb (oksihemoglobin)
Hb + CO à COHb (karboksihemoglobin)
COHb 140 kali lebih stabil daripada O2Hb.
Tabel 1.5 Dampak pencemaran Karbon Monoksida
Kadar CO
Waktu kontak
Dampak pada tubuh
≤ 100 ppm
sebentar
Dianggap aman
± 30 ppm
8 jam
Menimbulkan pusing dan mual
±1000 ppm
1 jam
Pusing dan kulit berubah kemerah-merahan
± 1300 ppm
1 jam
Kulit jadi merah tua dan rasa pusing yang hebat
> 1300 ppm
1 jam
Lebih hebat hingga kematian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar