Jumat, 30 Mei 2014

pencemaran air sungai metro





BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Dalam kehidupan sehari – hari kita membutuhkan air yang bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air yang kita gunakan harus berstandart 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak beracun. Tetapi banyak kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau sering kali bercampur dengan benda – benda sampah seperti plastik, sampah organic, kaleng dan sebagainnya. Pemandangan seperti ini sering kita jumpai pada aliran sungai, selokan maupun kolam- kolam. Air yang demikian disebut air kotor atau air yang terpolusi. Air yang terpolusi mengandung zat- zat yang berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita bila di konsumsi.
Namun bagi kita, khususnya masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari – hari untuk kelangsungan hidup. Mereka kurang begitu peduli kandungan yang terdapat pada air tersebut. Contoh sederhana, dapat kita lihat adalah pencemaran air di Sungai Metro. Air Sungai Metro di wilayah Malang, Jawa Timur, terlihat surut pada musim kemarau seperti sekarang. Tapi, yang mengkhwatirkan justru air sungai terlihat cokelat. Bahkan, pada saat-saat tertentu, tampak begitu pekat, seperti mokacino.
Air dengan berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Dengan dipergunakannya danau sungai dan lautan sebagai objek wisata sudah tentu akan menguntungkan masyarakat yang tinggal disekitar daerah tersebut. Namun, jika air itu tercemar, masyarakat pula yang akan rugi. Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.

1.2.  Rumusan masalah

1.      Apa sumber-sumber pencemaran air pada sungai metro?
2.      Apa sebab-sebab terjadinya pencemaran air dan apa akibatnya?
3.      Bagaimana metode-metode pengolahan pencemaran air (meminimalisir sumber pencemaran)?

1.3.Tujuan

1.      Untuk mengetahui sumber pencemaran air pada sungai metro
2.      Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya pencemaran air dan akibatnya
3.      Untuk mengetahui metode-metode pengolahan pencemaran air

1.4.Waktu Pelaksanaan

Hari          : Sabtu
Tanggal    : 1 Maret 2014
Waktu      : 09:00 WIB-selesai
Lokasi      : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang







BAB II
PEMBAHASAN


2.1    Landasan Teori

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat  manusia dan makhluk hidup lainnya dengan fungsi yang tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lain. Hampir seluruh kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri, membersihkan tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan aktivitas-aktivitas lainnya.
Sepanjang sejarah, kualitas dan kuantitas serta kontinuitas air yang sesuai dengan kebutuhan manusia merupakan faktor penting yang menentukan kesehatan hidupnya. Kualitas air tersebut dipengaruhi oleh keberadaan berbagai jenis mikroorganisme patogen dan kandungan bahan kimia berbahaya dalam air.
Definisi pencemaran air menurut surat Keputusan Mentri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor: KEP-02/MENKLH/1/1988 Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah: masuk atau dimasukkan makhluk hidup, zat,energi, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (pasal 1).
Pasal 2 menyebutkan, air pada sumber menurut kegunaannya digolongkan menjadi :
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan milik Negara.

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah (sampah) pemukiman atau limbah rumah tangga. Limbah pemukiman mengandung limbah domestik yang berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik yaitu sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri contoh: sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan.  Sampah anorganik ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable) contoh:  kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit.Selain sampah organik dan anorganik, deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Kenyatannya pada saat ini hampir semua rumah tangga menggunakan deterjen.
Penyebab lainnya juga berasal dari limbah industri. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air antara lain: logam berat, toksin,minyak, nutrien, dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya kandungan O2 yang terlarut. Ada dua cara yang digunakan untuk menentukan kadar oksigen dalam air, secara kimia dengan COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand)secara biologi. Makin besar harga BODsemakin tinggi pula tingkat pencemarannya. (sentra-edukasi, 2010). Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah pH atau konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD).
Oksigen terlarut (DO)
            Tanpa adanya oksegen terlarut, banyak mikroorganisme dalam air tidak dapat hidup karena oksigen terlarut digunakan untuk proses degradasi senyawa organik dalam air. Oksigen dapat dihasilkan dari atmosfir atau dari reaksi fotosintesa algae. Oksigen yang dihasilkan dari reaksi fotosintesa algae tidak efisien, karena oksigen yang terbentuk akan digunakan kembali oleh algae untuk proses metabolisme pada saat tidak ada cahaya. Kelarutan oksigen dalam air tergantung pada temperature dan tekanan atmosfir. Berdasarkan data-data temperature dan tekanan, maka kalarutan oksigen jenuh dalam air pada 25o C dan tekanan 1 atmosfir adalah 8,32 mg/L.
            Kadar oksigen terlarut yang tinggi tidak menimbulkan pengaruh fisiologis bagi manusia. Ikan dan organisme akuatik lain membutuhkan oksigen terlarut dengan jumlah cukup banyak. Kebutuhan oksigen ini bervariasi antar organisme.
Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD) 
Untuk kepentingan praktis, proses oksidasi dianggap lengkap selama 20 hari, tetapi penentuan BOD selama 20 hari dianggap masih  cukup lama. Penentuan BOD ditetapkan selam 5 hari inkubasi, maka biasa disebut BOD5.  Selain memperpendek waktu yang diperlukan, hal ini juga dimaksudkan untuk meminimumkan pengaruh oksidasi ammonia yang menggunakan oksigen juga. Selama 5 hari masa inkubasi, diperkirakan 70% - 80% bahan organic telah mengalami oksidasi. (Effendi, 2003).
Jumlah mikroorganisme dalam air lingkungan tergantung pada tingkat kebersihan air. Air yang bersih relative mengandung mikroorganisme lebih sedikit dibandingkan yang tercemar. Air yang telah tercemar oleh bahan buangan yang bersifat antiseptik atau bersifat racun, seperti fenol, kreolin, detergen, asam sianida, insektisida dan sebagainya, jumlah mikroorganismenya juga relative sedikit. Sehingga makin besar kadar BOD nya, maka merupakan indikasi bahwa perairan tersebut telah tercemar, sebagai contoh adalah kadar maksimum BOD5 yang diperkenankan untuk kepentingan air minum dan menopang kehidupan organisme akuatik adalah 3,0 – 6,0 mg/L berdasarkan UNESCO/WHO/UNEP, 1992. Sedangkan berdasarkan Kep.51/MENKLH/10/1995 nilai BOD5 untuk baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri golongan I adalah 50 mg/L dan golongan II adalah 150 mg/L (anonymous,2013).
Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD)
COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi. Bahan buangan organik tersebut akan dioksidasi oleh kalium bichromat yang digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan gas H2O serta sejumlah ion chrom.
 Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200 mg/L dan pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/L.
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5 – 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik (anonymous,2013).
Pengaruh nilai pH pada komunitas biologi perairan dapat dilihat pada table di bawah ini (anonymous,2013) :
Nilai pH
Pengaruh Umum
6,0 – 6,5
1. Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun
2.Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas tidak mengalami perubahan
5,5 – 6,0
1. Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan bentos semakin tampak
2. Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas masih belum mengalami
perubahan yang berarti
3. Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral
5,0 – 5,5
1. Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifilton dan
bentos semakin besar
2. Terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan bentos
3. Algae hijau berfilamen semakin banyak
4. Proses nitrifikasi terhambat
4,5 – 5,0
1. Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifilton
dan bentos semakin besar
2. Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan bentos
3. Algae hijau berfilamen semakin banyak
4. Proses nitrifikasi terhambat
Tabel : Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan
Sumber : modifikasi Baker et al., 1990 dalam Efendi, 2003


Air limbah tersebut memiliki harga BOD yang tingi, sehingga dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar limbah berat.Selain diakibatkan oleh limbah pemukiman (rumah tangga) sumber atau penyebab pencemaran air juga disebabkan oleh limbah pertanian dan di beberapa tempat tertentu diakibatkan oleh limbah pertambangan.
Akibat dari pencemaran air :
Jika air disekitar lingkungan masyarakat tercemar, dapat mengakibatkan
(1)   kekurangan sumberdaya air
(2)   menjadi sumber penyakit
(3)   terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman hayati
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
1.      Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
2.      Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
3.      Pendangkalan dasar perairan
4.      Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
5.      Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
6.      Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
7.      Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
8.      Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia
Limbah yang terus-menerus meningkat, akan mengakibatkan air semakin tercemar dan akan sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih karena air yang tercemar akan meresap ke dalam tanah. Air tanah tersebut merupakan sumber dari air sumur di rumah masyarakat, dan apabila masyarakat mengkonsumsi air tersebut akan mengakibatkan penyakit. Air yang tercemar tidak hanya masuk dalam tanah, tetapi juga mengalir pada sungai bahkan laut dan mengakibatkan terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman hayati.

2.2    Analisis Data
2.2.1   Sumber-Sumber Pencemaran Air
Sumber-sumber pencemaran air pada sungai metro antara lain :
1.      Limbah Rumah Tangga
Menurut hasil analisa yang telah kelompok kami lakukan, sumber dominan pada pencemaran air pada kali metro ini terletak pada limbah rumah tangga, dimana banyak warga sekitar bantaran sungai metro membuang sampah rumah tangga baik berupa sampah organik maupun anorganik. Dimana sampah organik ini meliputi sampah daun, sisa-sisa makanan, kertas, sabun dan detergen yang menyebabkan pencemaran air. Akibatnya, banyak organisme air yang mati atau mengalami gangguan. Dan sampah anorganik seperti plastik, aluminium dan botol yang tak bisa diurai oleh unsur hara dalam tanah. Sehingga sampah tertimbun, menyumbat air dan mengakibatkan banjir. 
2.      Limbah Pertanian
Limbah pertanian pada sungai metro dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.
3.      Limbah Industri
Sektor Industri atau usaha kecil pangan yang mencemari lingkungan di sekitar sungai metro ini dalah pabrik tahu. Limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak , garam-garam, mineral, dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Selain itu, dapat menimbulkan bau yang menyengat dan polusi berat pada air bila pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat. Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen Demand ( BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya.

3.2.2   Sebab-sebab terjadinya pencemaran air dan akibatnya
Pencemaran air pada sungai metro disebabkan oleh banyak faktor mulai dari kegiatan rumah tangga hingga industri besar,sebut saja yang paling kecil yaitu pencemaran limbah yang diakibatkan oleh kegiatan rumah tangga yang membuang sampah sembarangan dimana hal ini menyebabkan penumpukan sampah di sungai dan bisa menyebabkan banjir, pencemaran sungai juga akibat dari hasil samping pertanian dimana pestisida dan pupuk yang tidak bisa diuraikan oleh mikroba juga akan ikut mengalir ke sungai dimana hal ini mengakibatkan ekosistem di lingkungan sungai tersebut terganggu , hingga yang paling besar yaitu limbah hasil industri besar yang dibuang disungai menyebabkan pencemaran sungai yang paling parah dan  mengakibatkan terganggunya ekosistem disungai tersebut hingga dapat merugikan masyarakat yang hidup disamping sungai tersebut. Penggunaan insektisida untuk memberantas hama tanaman dan serangga penyebar penyakit lain secara berlabihan dapat mengakibatkan pencemaran air. Terjadinya pembusukan yang berlebihan diperairan dapat pula menyebabkan pencemaran. Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk.  Air yang tercemar juga bisa menjadi sumber pembawa berbagai macam penyakit, jadi kesimpulanya semua pencemaran sungai sangat merugikan bagi lingkungan maupun manusia yang ada di tempat tersebut. Salah satu Buktinya kami melakukan wawancara dengan penduduk yang tinggal disekitar sungai metro yaitu bapak Ngatemo seorang pemancing ikan, beliau mengatakan bahwa hasil tangkapan ikan dari sungai metro hari perhari semakin menurun akibat dari pencemaran air.

3.2.3   Metode-metode pengolahan pencemaran air (meminimalisir sumber pencemaran)
Metode yang paling efektif untuk meminimalisir pada sungai metro yaitu:
1.      Membangun tempat sampah di sepanjang aliran sungai















Pentagon: Konsultasi dengan pak RT
Pentagon: Memberi Penyuluhan
Pentagon: Menggalang  Dana


Pentagon: Gotong royong dengan masayarakat membangun tempat sampah dipinggiran sungai


Pentagon: Mengatur waktu dan tempat




Pentagon: Menggerakkan pasukan kuning untuk pengambilan sampah setiap 3 hari sekali



Pentagon: Menjaga Kebersihan Sungai

 










2.      Digiatkan kegiatan pembersihan sungai satu bulan sekali
3.      Memperluas kegiatan penghijauan dengan cara penanaman pohon
4.      Mandaur ulang limbah menjadi produk yang lebih bermanfaat

3.3    Dokumentasi
     

     


 
     














 













BAB III
KESIMPULAN

3.1    Kesimpulan

Pencemaran air yang terdapat dalam sungai metro dapat disebabkan oleh berbagai Sumber. Diantaranya adalah limbah rumah tangga, limbah pertanian dan limbah industri
penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah (sampah) pemukiman atau limbah rumah tangga dengan membuang sampah rumah tangga sembarangan di sungai Selain itu pencemaran air juga disebabkan dari limbah industri yang dibuang sembarangan di sungai.
Metode yang paling efektif untuk meminimalisir terjadinya pencemaran air antara lain: Membangun tempat sampah di sepanjang aliran sungai, digiatkan kegiatan pembersihan sungai satu bulan sekali, dan memperluas kegiatan penghijauan dengan cara penanaman pohon

3.2    Saran

Pencemaran sungai diakibatkan oleh ulah para manusia yang tak bertanggung jawab, sehingga pemerintah perlu mengadakan pendidikan dini untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang berkepanjangan. Pencapaian karakter sebagai manusia yang peduli akan lingkungan perlu di munculkan untuk mengatasi pencemaran sungai. Kita bisa mendaur ulang limbah ,enjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Kondisi alam itu bergantung dengan manusianya, semuanya kembali kepada diri kita masing-masing. Kita bisa memulai dari hal yang terkecil yaitu tidak membuang sampah sembarangan.







DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Edisi 1. Yogyakarta: Andi Offset.
Anonim. 2013. Pencemaran Sungai (Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya). http://weblogask.blogspot.com/2012/05. Diakses tanggal 7 Maret 2013.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta : Kanisius.
Warlina, Lina. 1985. Pengaruh Waktu Inkubasi BOD Pada Berbagai Limbah. Jakarta : Universitas Indonesia.