Coretan Hati

Coretan Hati, 8 januari 2014

 Jika ini cinta ? mengapa ia masih terdiam dalam kata-kata.

 Anganku mulai menghempaskanku ke alam yang selalu ku inginkan di dunia nyata ini . Perasaan gembira, senang, bahagia bilaku selalu mengingat kenangan indah yang pernah kita lalui bersama. Romantika cinta berbaur menjadi sebuah untaian kata yang bermakna dalam hidup yang ku jalani sekarang . semboyan cinta mengebu-gebu ketika hati dua insan manusia yang saling mencinta terpautkan. Akar fikiranpun menjadi tak terkendali. Mata, langkah, akal dan hatipun mengikuti arus derasnya rasa manis oleh percintaan yang tak kenal akan waktu dan lelah.


 Tapi, tatkala badai menerpa. Hatipun menjadi korban. Tak ada lagi romantika kisah manis romantis cinta. Hanya cercaan, kegengsian yang menyelimuti . jika ini cinta? Mengapa ia masih setegar yang kulihat disaat hati ini saling menjauh tak terarah. Apakah ini yang dinamakan drama cinta? Ketegaran yang terlihat ternyata tak terbenarkan oleh hati yang terasa. Jika dahulu cinta yang membuatmu bahagia, kenapa tak kau usahakan cinta itu lagi tuk membuatmu bahagia? Jika dahulu cinta yang membuatmu bersemangat, kenapa tak pernah kau pertahankan cinta yang membuatmu bersemangat? Tetesan air mata pun mulai menyelimuti dikala ingatan masa lalu mulai silih berganti memasuki ruang kosong , ruang imajinasi cinta. Terlintas di benakku. Apakah tuhan mengijinkanku tuk bisa memutar waktu yang selama ini membuatku berada dalam wilayah kebahagiaan? Apakah tuhan merelakanku tuk berjalan melintasi hambatan bersama dia dalam dunia yang penuh akan sandiwara ini? Jika tuhan mengijinkan itu semua, kesalahan yang pernah aku buat, rasa kecewa yang pernah menghampirinya, memori masa lalu yang pernah singgah di hatinya, kan kuhapuskan itu semua. Kan ku ubah dunianya bertebaran dengan rasa kasih sayang dan cinta. Kan ku siram hati yang tumbuh gersang dan kan ku tanami dengan bunga yang bisa membuatnya tersenyum bermekaran. Setiap aku melihatmu, getaran ini masih terasa, dag dig dug jantungkupun mulai menguncang. Tapi apalah daya, mata saling melihat, hati bisa saling merasa, namun bibir tak dapat saling terucap. Diam dalam seribu bahasa. Sesak melihat itu semua, rasanya ku ingin dekat denganmu , memelukmu dengan erat, mengungkapkan segala isi hati yang tak dapat lagi tertampung oleh daerah kesedihan. Jika ini cinta? mengapa ia masih terdiam dalam kata-kata?.


Tapi, harap tinggallah harapan, semuanya telah lenyap. kenyataan yang terjadi tak akan bisa membuatku melakukan semuanya, memperbaiki kesalahan yang pernah aku buat , badai semakin menerjang hingga membawa aku dan dia kedalam jurang cinta yang tak pernah disukai oleh kaum yang saling mencintai. Perpisahan semakin mendengung dalam telinga, bisikan terburukpun perlahan-lahan mulai menghampiri. Angin semakin kencang tuk menghancurkan bangunan yang utuh. Kata saling mempertahankan pun tak lagi terdengar , tak lagi terngiang. Mungkin inilah takdir dan kenyataan yang harus aku hadapi sekarang. Dalam setiap selipan doaku tak pernah lupa ku mendoakan demi kebahagiaannya. Semoga dia bahagia bersama dengan seseorang yang lebih membuatnya bahagia daripada aku . biarlah hati ini membeku, tak merasakan keindahan cinta. Diam bagai patung, tak tergerak sedikitpun. Karena hanya cintamu yang bisa membuat hati ini tumbuh berkembang bahagia. Karena kau yakin semua akan indah pada waktunya.Karena aku selalu menunggu keajaiban cinta.